1. Garis Besar Peralatan
Sirkulasi Fluiduized Bed adalah insinerator generasi berikutnya yang dapat secara efektif memenuhi beragam tuntutan yang terbuat dari insinerator limbah lumpur. Sebagai contoh, dapat menampung lumpur yang tinggi-kalori, sifat lumpur manifold, dan perubahan beban, dan membakar lumpur dicampur dengan bahan limbah lainnya.
Dengan beroperasi pada kecepatan superfisial tinggi 4,0-8,0 m/s, Sirkulasi Fluiduized Bed insinerator melakukan peran pencampuran dan pengadukan lumpur dengan bahan tempat tidur, pasir, serta peran media pemanas. Insinerator ini terdiri dari sebuah riser (ruang pembakaran), topan yang memisahkan pasir dibuang ke luar insinerator dari gas pembakaran, dan downcomer bagian atas kolom yang mengembalikan pasir dipisahkan untuk riser. Untuk bahan limbah tinggi kalori, suatu heat exchanger dibangun ke bagian bawah downcomer bagian atas kolom, sehingga panas akan dapat direalisasikan di dalam insinerator.
2. Fitur
(1) Pembakaran Stabil
Di dalam sirkulasi Fluiduized Bed insinerator, volume besar panas beredar, dengan pasir sebagai media pemanasnya. Akibatnya, suhu di dalam insinerator yang seragam, kontrol temperatur (kontrol pembakaran) mudah, dan pembakaran yang stabil dapat dicapai untuk berbagai sifat lumpur, untuk pembakaran limbah dicampur dengan bahan lain seperti pemutaran tetap atau grit, dan untuk perubahan beban.
(2) Konsumsi Energi Rendah
Blower yang dibutuhkan untuk mengedarkan pasir beroperasi dengan tekanan debit rendah. Akibatnya, daya blower dapat dikurangi menjadi 60-70% menggelegak yang digunakan oleh Fluiduized Bed Insinerator.
(3) Heat Recovery Di dalam insinerator
Sebuah penukar panas eksternal (penukar panas fluiduized-bed) yang digunakan, yang memungkinkan pemulihan panas di dalam insinerator. Sebuah penukar panas eksternal juga memungkinkan jumlah panas yang pulih secara bebas dikendalikan. Dengan demikian mekanisme efektif untuk mengendalikan pembakaran diri terbakar lumpur (lumpur berkalori tinggi).
(4) Pembakaran High-Intensity
Dalam rentang kecepatan superfisial Fluiduized Bed insinerator tentang 4,0-8,0 m/s, kecepatan relatif (slip kecepatan) gas dan partikel dimaksimalkan, seperti efisiensi kontak mereka. Akibatnya, intensitas tinggi pembakaran adalah mungkin, dan ukuran insinerator telah berkurang, menghemat ruang.
(5) Desulfurisasi di dalam insinerator
Penyemprotan kapur ke dalam tungku memungkinkan desulfurisasi dalam insinerator. Sirkulasi Fluiduized Bed insinerator bersedia menghubungkan padat-gas, sehingga efisiensi desulfurisasi sekitar 90% dapat diharapkan.
• Mekanisme Kerja Fluiduized bed incinerator
Teknologi pembakaran dengan menggunakan metode Fluiduized bed incinerator telah mengenalkan beberapa konsep penting dalam pembakaran sampah atau bahan padat, yaitu :
- Turbulensi partikel padatan, dengan meningkatkan kontak fisik antara partikel padat (pasir) dengan bahan bakar (sampah), yang menghasilkan panas dan perpindahan panas yang lebih baik, dan juga mendistribusikan panas yang seragam pada hamparan pasir, dan juga disekitar ruang bakar secara umumnya.
- Temperatur sebagai kontrol variable yang independen dapat meningkatkan kontrol polusi yang dapat dihasilkan oleh penempatan bahan bakar dengan system distribusi udara, serta penempatan tabung heat recovery dalam reactor.
- Penggunaan pasir sebagai inert material dapat mengurangi dampak sisa hasi pembakaran dengan menggunakan bahan bakar yang basah atau kotor.
(Gambar 1.3)
Proses kerja Fluiduized bed incinerator terutama dari 3 tahapan. Dari kondisi awal, pemanasan dan kondisi operasi seperti berikut ini :
1. Kondisi awal
Pada Kondisi awal, ruang bakar masih pada temperature ruang. Pasir sebagai media pengaduk sekaligus media pertukaran kalor diletakkan dalam ruang bakar.
2. Proses Pemanasan
Pada tahapan proses pemanasan, pasir tersebut mulai dipanaskan. Udara bertekanan muali dialirkan dari blower ke dalam ruang bakar dan bagian bawah reactor untuk memfluidasi pasir. Pada kondisi ini sudah terjadi fluidisasi pada kondisi fluidisasi minimum. Proses pemanasan dilakukan dengan alat bantu berupa burner. Burnen memanaskan pasir sampai temperature operasi (750 -900 C). untuk lebih mempercepat proses pemanasan dapat juga ditambahkan bahan bakar lain kedalam reactor seperti kayu, cangkang kelapa ataupun batu bara.
3. Kondisi Operasi
Pada kondisi operasi, temperature ruang bakar pada hamparan sudah mencapai temperature operasi. Pada kondisi ini alat bantu burner tidak dipakai lagi sehingga saat ini burner dimatikan. Temperature ruang bkar harus terjaga konstan dengan mengatur laju pengumpanan sampah yang konstan. Kecepatan udara dari blower dinaikkan sampai pada kondisi complete fluidization. Sampah akan terbakar sendiri pada kondosi ini karena panas yang diberikan oleh pasir sudah melewati temperature nyala dari smapah tersebut.
Resident time sampah pada ruang bakar berkisar dari satu sampai dua detik sampai sampah tersebut berubah menjadi abu.
Kamis, 06 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar